MAKALAH
METODE QIRA’AH
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Assalib Attadris 1
Dosen : Hasan Saefullah, M.Ag
Disusun Oleh:
Danu Sulaeman (1410120082)
Fatimatul
Hadawiyah (1410120056)
Melly Nur Alami
Umida
(1410120066)
TARBIYAH/PBA_B/V
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN) SYEKH NURDJATI
CIREBON
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak cara
yang ditempuh agar seseorang memperoleh pengetahuan. Salah satunya yang paling
sering dilakukan adalah melalui membaca. Ini tampaknya lebih menekankan
pengertian membaca sebagai kegiatan seseorang untuk memperoleh pengetahuan
melalui sumber-sumber tekstual, seperti buku, artikel, koran dan sebagainya,
dengan menggunakan mata atau pandangan sebagai alat utamanya. Jika diperluas
lagi, pengertian membaca di sini sebenarnya tidak hanya persepsi visual terhadap
bentuk rangkaian kata-kata (verbal) tetapi juga dapat berbentuk simbol-simbol
lainnya, seperti angka, gambar, diagram, tabel yang di dalamnya memiliki arti
dan maksud tertentu.
Yang
dimaksud membaca ialah menangkap pikiran dan perasaan orang lain dengan perantaraan
tulisan (gambar dari bahasa yang dilisankan). Tujuannya ialah menangkap bahasa
yang tertulis dengan tepat dan teratur. Seseorang dapat mengenal suatu objek,
ide prosedur konsep, definisi, nama, peristiwa, rumus, teori, atau kesimpulan.
Bahkan lebih dari itu, melalui aktivitas membaca seseorang dapat mencapai
kemampuan kognitif yang lebih tinggi, seperti menjelaskan, menganalisis, hingga
mengevaluasi suatu objek atau kejadian tertentu.
BAB II
METODE MEMBACA
(THARIQOH QIRA’AH)
Pembelajaran qira’ah
Kata Qiro’ah berasal dari akar kata
qoro’a-yaqro’u, qiro’atan yang artinya membaca, bacaan. Secara bahasa kata ini berasal dari ayat pertama dari wahyu Al-Qur’an,
yakni “iqro”. Kata “iqro” dalam ayat tersebut adalah “fiil amr”
mengandung arti perintah untuk membaca. Perintah iqro’ ini dilanjutkan dengan
kalimat berikutnya yakni bismirobbikalladzi kholaq, kholaqol insane min
alaq. Yakni membaca dengan dasar atau kerangka “ismi rabb” (Allah sebagai
Rabb). Makna iqro’/qiro’ah dalam ayat tersebut bukan sebatas harfiah yakni
membaca suatu tulisan (saja), tetapi suatu perintah untuk membaca, meneliti,
dan memahami. Sedangkan obyek yang harus dibaca adalah tentang manusia sebagai
makhluk dan Allah sebagai kholiq (rabb). Jadi, perintah qiro’ah menurut
ayat tersebut mengandung makna proses membaca, meneliti (mengkaji) dan memahami
(mengenal) segalas sesuatu tanpa batas.
(Syaiful gala. 2005.
Hal 134).
Membaca termasuk keterampilan pokok
dalam pembelajaran bahasa disamping keterampilan yang lain seperti
mendengarkan, berbicara dan menulis. Dalam pembahasan ini penulis mengemukakan
beberapa teknik pembelajaran membaca untuk pemula, tujuan pembelajaran membaca,
ragam membaca, dan tema-tema lain yang berkaitan dengan pembelajaran membaca.
A. Metode Pembelajaran Membaca
Dalam
pembelajaran membaca terdapat beberapa teori dan metode yang muncul dan
berkembang. (Muhammad Ali Al-khuli. 2010 hal 107).
1.
Metode Harfiyyah
Guru memulai
pelajaran dengan mengajarkan huruf hija’iyyah satu persatu. Murid pun lambat
dalam membaca, karena siswa cenderung membaca huruf per huruf daripada membaca
kesatuan kata.
2.
Metode Sautiyyah
Dalam metode
sautiyyah huruf diajarkan kepada siswa sebagai. Urutan pengajaran ini dimulai
dengan mengajarkan huruf berharkat fathah seperti dan seterusnya, kemudian
huruf berharkat dhammmah, selanjutnya huruf berharkat kasrah dan sukun. Setelah
itu lalu beralih ke pelajaran huruf berharkat fathatani tanwan. Setelah itu
lalu beralih ke pelajaran.
Diantara
kelebihan metode ini adalah mengajarkan huruf dengan bunyinya bukan dengan
namanya. Namun, demikian ada juga kekurangannya diantaranya bahwa metode ini
terkadang menghambat kelancaran atau kecepatan membaca siswa, karena siswa
terbisa membaca huruf hijaiyyah.
3.
Metode Suku kata
Dalam
metode ini siswa terlebih dahulu belajar suku kata, kemudian mempelajari kata
yang tersusun dari suku kata tersebut. Untuk mengajarkan suku kata harus
didahului oleh pembelajaran huruf mad.
4.
Metode Kata
Metode kata
ini memunyai landasan psikologis yang mengasumsikan bahwa siswa mengetahui
hal-hal yang umum dulu, kemudian berkembang mengetahui bagian-bagian dari yang
umum itu.
Dalam
mengimplementasikan metode ini, guru memulai dengan menampilkan sebuah kata
disertai dengan gambar yang sesuai jika kata itu mungkin digambar, kemudian
guru mengucapkan kata itu beberapa kali dan diikuti siswa. Langkah selanjutnya
guru menampilkan kata tadi tanpa disertai gambar untuk dikenali dan dibaca oleh
siswa. Setelah siswa mampu membaca kata tersebut, baru kemudian guru
menganalisa dan mengurai huruf-huruf yang terkandung dalam kata tadi.
Ø
Metode kata
ini memiliki beberapa kelebihan
a.
Sejalan
dengan landasan psikologis pengetahuan visual manusia yang dimulai dari hal-hal
umum
b.
Membiasakan
siswa berlatih membaca cepat
c.
Siswa
memulai membaca satuan kata yang mempunyai arti
Ø
Metode ini
mempunyai kekurangan
a.
Terkadang
siswa lebih terfokus pada gambar daripada kata yang diajarkan
b.
Terkadang
siswa hanya menebak dan mengira kata berdasarkan gambar, bukan membaca yang
sesungguhnya.
c.
Jika kata
yang diajarkan bentuknya sangat mirip, siswa terkadang mengacaukannya.
5.
Metode Kalimat
Prosedur
pembelajaran membaca dengan metode ini adalah dengan cara guru pertama kali
menampilkan sebuah kalimat pendek di kartu atau di papan tulis, kemudian
membaca kalimat tersebut beberapa kali dan diikuti oleh siswa.
Urutan
metode kalimat ini adalah dari kalimat ke kata kemudian ke huruf.
Kelebihan
metode kalimat ini adalah:
Ø
Sejalan
dengan landasan psikologis pengetahuan dimulai dari hal-hal umum menuju
bagian-bagian yang kecil
Ø
Metode ini
mengedepankan satuan kalimat atau kata yang bermakna
Ø
Membiasakan
siswa membaca satuan yang lebih besar dan memperluas pandangan
Kelemahan
dari metode ini:
Ø
Sedikit
banyak menguras tenaga guru dan membutuhkan guru yang terlatih, sementara
ketersediaan guru professional dalam bidang pembelajaran bahasa arab bagi orang
asing sangat terbatas.
6.
Metode Gabungan
Metode ini
menggabungkan antara metode harfiyyah, sautiyyah, suku kata, Metode kata,
metode kalimat.
B. Tujuan
Qira’ah
Adapun
tujuan Qira’ah adalah:
a.
Membaca
dengan tujuan penelitian atau pengkajian.
b.
Membaca
dengan tujuan membuat rangkuman atau kesimpulan.
c.
Membaca
dengan tujuan memberi rangkuman.
d.
Membaca
dengan tujuan refreshing dan memcari hiburan.
e.
Membaca dengan
tujuan ibadah.
C. Kesulitan-kesulitan
Qira’ah
Para
pembelajar pemula sering kali menghadapi
beberapa kesulitan dalam membaca, diantaranya:
a.
Kesulitan
bunyi atau pengucapan
b.
Perbedaan
tulisan arab
c.
Lambat dalam
membaca
d.
Membaca
nyaring
e.
Kosa kata
D. Meningkatkan
kemampuan membaca
Ada
beberapa strategi yang bisa digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca
dan pemahaman siswa.
a.
Penggunaan
kamus
b.
Menenal
huruf za’idah
c.
Meningkatkan
kecepatan membaca
d.
Menyusun
alinea
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi dalam
metode qiro’ah ini kita lebih memperhatikan cara atau metode bagaimana peserta
didik mudah dalam memahami apa yang telah kita jelaskan, dan kita sebagai guru
harus mencoba dan mencari metode-metode baru yang bisa membuat mereka lebih
cepat paham. Kalau semenjak dini kita sudah mengajari mereka cara membaca yang
cepat dan benar maka dengan sendirinya mereka akan selalu membaca.
Jika
ini sudah terjadi maka bangsa kita akan maju karena bangsa majau yaitu bangsa
yang banyak membaca. Mereka akan membaca dalam setiap kesempatan contohnya
terlihat tidak hanya dalam perpustakaan umum dan peribadi tetapi juga di
stasiun, di kereta, dan dalam perjalananpun mereka membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Gala,
Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Ali
Alkhuli, Muhammad. 2010. Strategi Pembeajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Basan
Publishing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar